Differences of terrestrial mammal species diversity between natural forest and edge forest areas in Batutegi Protected Forest, Lampung, Indonesia

Robithotul Huda, Yossa Istiadi, Dolly Priatna

Abstract


This research is an explorative quantitative survey by testing differences in species of terrestrial mammals found in natural forest (core) and edge forest (ecoton) areas. The data collection was obtained by using camera traps installed for 3 months based on a grid cell 2 x 2 km, with a total of 16 camera traps placed in core area and another 17 were in ecotone. The object of this research was medium (>0.3 kg) to large terrestrial mammals. The t test was used to determine the differences the species diversity of mammals between two research areas. The study shows that there are 22 species of terrestrial mammals with a total of 552 individuals, which is distributed in both research areas. In the core area there are 18 species with 237 individuals, while in the ecotone there are 18 species with 315 individuals. Analyses the species richness index was 17.8171 for the core area while 17.8262 for the ecotone area. Similarity index in both study areas ranged from 0.7106 to 1. While the value of diversity index (Shannon-Wiener) in the core area H '= 2.2038 and in the ecotone area H' = 2.0541. Three species with the greatest relative abundance values are Porcupine (Hystrix brachyura), Barking Deer (Muntiacus muntjak), and Wild Boar (Sus scrofa). Based on the t tests of the two research areas, which are core area and ecotone, obtained tcount 0.41365 (p <0.05), it can be interpreted that the diversity of terrestrial mammals species in the core and ecotone areas is not the same.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif survei eksploratif dengan melakukan pengujian perbedaan terhadap jenis mamalia teresterial yang ditemukan di wilayah hutan alam (inti) dan wilayah hutan tepi (ekoton). Pendataan mamalia teresterial menggunakan camera trap yang dipasang selama 3 bulan berdasarkan grid cell 2 x 2 km, dengan 16 camera trap dipasang di areal inti dan 17 lainnya di ekoton. Objek penelitian adalah mamalia teresterial berukuran sedang (>0,3 kg) hingga mamalia besar. Uji t digunakan untuk menentukan perbadaan keragaman jenis mamalia teresterial pada dua areal penelitian. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 22 jenis mamalia teresterial dengan total 552 individu, yang tersebar di kedua areal penelitian. Pada areal inti terdapat 18 jenis dengan 237 individu, sedangkan pada areal ekoton ditemukan 18 jenis dengan 315 individu. Analisis indeks kekayaaan jenis menunjukkan nilai 17,8171 untuk areal inti dan 17,8262 untuk areal ekoton. Indeks kemerataan pada kedua areal penelitian berkisar antara 0,7106 hingga 1.  Sedangkan nilai indeks keragaman (Shannon-Wiener) pada areal inti H = 2,2038 dan pada areal ekoton H= 2,0541. Tiga jenis mamalia teresterial dengan kelimpahan relatif terbesar yaitu Landak (Hystrix brachyura), Kijang (Muntiacus muntjak), dan Babi hutan (Sus scrofa). Berdasarkan uji beda terhadap dua areal penelitian yaitu areal hutan alam (areal inti) dan areal tepi hutan (ekoton) didapatkan thitung 0,41365 (p < 0,05), maka dapat diartikan bahwa keragaman jenis mamalia teresterial di areal inti dan ekoton tidak sama.


Keywords


terrestrial mammals; diversity; natural forest; ecotone; Batutegi; Lampung

References


Alikodra, H.S. (2010). Pengelolaan Satwa Liar dalam Rangka Mempertahankan Keanekaragaman Hayati Indonesia. IPB Press, Bogor, Indonesia.

Alikodra, H.S. (2002). Pengelolaan Satwa. Jilid 1. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB, Bogor, Indonesia.

Ariyanto, T. (2007). Kelimpahan mamalia besar di kawasan hutan Sipurak dan sekitarnya, Taman Nasional Kerinci Seblat. BS thesis, Universitas Nasional, Jakarta, Indonesia.

Choudhury, A. (2013). The Mammals of North-East India. First ed. Gibbon Books and the Rhino Foundation for nature in NE India, Guwahati, India.

Dharmawan, A., Ibrohim, H., Suswono, H. and P. Susanto (2005). Ekologi Hewan. Penerbit Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia.

Dinata, Y. and J. Sugardjito (2008). Keberadaan harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae Pocock, 1929) dan hewan mangsanya di berbagai tipe habitat hutan di Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera. Biodiversitas 9(3):222-226.

Fachrul, M.F. (2012). Metode Sampling Bioekologi. Bumi aksara, Jakarta, Indonesia.

Franklin, N., Bastoni, Sriyanto, Siswomartono, D., Manansang, J.D. and R. Tilson (1999). Last of the Indonesian tigers: a cause of optimism. In Riding the Tiger: Tiger Conservation in Human-dominated Landscape (eds J. Seidensticker, S. Christie & P. Jackson), pp. 113-125. Cambridge University Press, Cambridge, UK.

Griffiths, M. (1994). Population density of Sumatran tigers in the Gunung Leuser National Park. In Sumatran Tiger Population and Habitat Viability Analysis Report (eds R. Tilson, K. Soemarna, W. Ramono, S. Luslie, K.H. Taylor & U. Seal), pp. 93-1-2. Indonesian Directorate of Forest Protection and Nature Conservation and IUCN/SSC Conservation Breeding Specialist Group Captive Breeding Specialist Group, Apple Valley, USA.

Huda, R., Anirudh, N.B., and K.L. Sanchez (2018). Diversity of carnivorous mammals in Batutegi Nature Reserve, Lampung, Sumatra. Journal of Indonesian Natural History 6(1): 37-45.

Hutajulu, M.B. (2007). Studi karekteristik harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae, Pocock 1929) berdasarkan camera trap di lansekap Tesso Nilo-Bukit Tigapuluh, Riau. MSc thesis, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia.

Idrus, N.I. (2018). Keragaman mamalia pada area kebakaran di Stasiun Pusat Penelitian dan Pelatihan Konservasi Way Canguk, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. MS thesis, Universitas Lampung, Bandar Lampung, Indonesia.

Indriyanto. (2006). Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara, Jakarta, Indonesia.

Kartono, A.P. (2015). Keragaman dan kelimpahan mamalia di perkebunan sawit PT Sukses Tani Nusasubur, Kalimantan Timur. Media Konservasi 20(2): 85-92.

Kartono, A.P., Gunawan and I.S. Maryanto (2009). Hubungan mamalia dengan jenis vegetasi di Taman Nasional Gunung Ciremai. Jurnal Biologi Indonesia 5(3): 279-294.

Kasayev, T., Nurdin, J., & W. Novarino (2018). Keanekaragaman mamalia di Cagar Alam Rimbo Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Jurnal Biologi Unand 6(1): 23-29.

Kiffner, C., Peters, L., Stroming, A. and John Kioko (2015). Bushmeat consumption in the Tarangire-Manyara ecosystem, Tanzania. Tropical Conservation Science 8(2):318-332.

KPHL_Batutegi (2016). Kondisi umum KPHL Batutegi. http://kphlbatutegi. blogspot.com [Accessed 14 February 2019].

KPHL Batutegi (2012). Rencana pengelolaan jangka panjang KPHL Batutegi. Unpubl. document, Dinas Kehutanan, Bandar Lampung, Indonesia.

Magurran, A.E. (2004). Measuring Biological Diversity. Blackwell Publishing, Oxford, United Kingdom.

Odum, E.P. (1983). Basic Ecology: Fundamentals of Ecology. Holt-Saunders Publisher, Tokyo, Japan.

Prasetyo, L.B. (2017). Pendekatan Ekologi Lanskap untuk Konservasi Biodiversitas. Fakultas Kehutanan IPB, Bogor, Indonesia.

Sanderson, J. and G.M. Harris (2013). Automatic data organization, storage, and analysis of camera trap pictures. Journal of Indonesian Natural History 1(1):11-19.

Santosa, Y. (1995). Teknik Pengukuran Keanekaragaman Satwaliar. Fakultas Kehutanan IPB, Bogor, Indonesia.

Santosa Y., Ramadhan, E.P. and D.A. Rahman (2008). Studi keanekaragaman mamalia pada beberapa tipe habitat di Stasiun Penelitian Pondok Ambung Taman Nasional Tanjung Putting Kalimantan Tengah. Media Konservasi 13(3):1-7.

Shancez, K.L., Grey, M., Martin, T.L., Gracia, I.M., Ortuza, G., Miguel, R.J., Rasidin, V. and W. Supriatna (2010). A Study Into the biology, physical geography and human activities of the Batutegi Nature Reserve (Lampung, sumatera, indonesia). Unpubl. report. Kerjasama Program Eko2pass, Aecid, Ministerio de Asuntos Exterioeres de Cooperation dan Yayasan IAR Indonesia, Bogor, Indonesia.

Whitten, T., Damanik, S.J., Anwar, J. and N. Hisyam (2000). The Ecology of Sumatra. Periplus Editions (HK) Ltd, Singapore.

Widjaja, E.A., Maryanto, I., Wowor.D, S.N. Prijono (2011). Status Keaneka-ragaman Hayati Indonesia. LIPI Press, Jakarta, Indonesia.


Full Text: PDF

DOI: 10.33751/injast.v1i1.1973 Abstract views : 613 views : 362

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Indonesian Journal of Applied Environmental Studies

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.