Composition and structure of a lowland forest in the core zone of the Bukit Duabelas National Park, Jambi, Indonesia
Abstract
The objective of the study was to obtain data on composition and structure of the forest in the midsection of the Bukit Duabelas National Park core zone, designed to complement the existing data and provide new information potentials for the management of the park core zone. The study was carried out in October-November 2012. Observations were made on plots of one hectare (100 m x 100 m), which was divided into 100 subplot, measuring 10 m x 10 m each. Enumeration of tree species with diameters ≥ 10 cm revealed that as many as 540 individuals were recorded, consisting of 89 species and 36 families, with a total basal area of 30.837 m2 and only three species of Dipterocarpaceae were registered. The forest had a low diversity as indicated by low species richness, much lower than in the undisturbed lowland primary forests in the Batang Gadis National Park in North Sumatra, where similarity was very low (5.9 %). The forest in the plot was designated as the Dacryodes rostrata- Shorea leprosula Association, named after two species with highest importance values, thus the dominant. The structure and species composition pointed to the regenerating forest after heavy disturbances. The forest has been undergoing slow natural succession, leading to the formation of the forest similar to the original climax forest. Natural recovery through succession could be enhanced and assisted by means of ecological restoration, through planting of tree species characteristics of forests in Jambi, including species of Dipterocapaceae, useful species having values to maintain the livelihood of the indigenous native tribe Suku Anak Dalam and rare, endemic other species having high conservation values.
Tujuan studi ini adalah untuk memperoleh data tentang komposisi dan struktur hutan di bagian tengah zona inti Taman Nasional Bukit Duabelas. Studi dirancang untuk melengkapi data yang telah ada dan untuk menyajikan informasi baru yang berpotensi untuk digunakan dalam pengelolaan zona inti taman nasional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2012 dalam petak seluas satu hektare (100 m x 100 m), yang dibagi menjadi 100 anak-petak dengan ukuran masing-masing 10 m x 10 m. Pencacahan pohon dengan diameter ≥ 10 cm menghasilkan 540 batang, yang terdiri atas 89 jenis dan 36 suku, dengan luas bidang dasar total 30.837 m2 dan hanya tercatat tiga jenis Dipterocarpaceae. Keanekaragaman jenis hutan rendah, seperti ditunjukan oleh rendahnya kekayaan jenis, jauh lebih rendah dibandingkan dengan hutan primer yang tidak terganggu di Taman Nasional Batang Gadis di Sumatra Utara, yang mempunyai kesamaan hanya 5,9 % dengan Taman Nasional Bukit Duabelas. Berdasarkan dua jenis dominan dengan nilai kepentingan tinggi, komunitas pohon dalam petak dinamakan Asosiasi Dacryodes rostrata- Shorea leprosula. Struktur dan komposisi jenis menunjukan status hutan sebagai hutan yang sedang beregenerasi setelah mengalami gangguan. Hutan sedang mengalami suksesi alami yang lambat menuju ke pembentukan hutan yang serupa dengan hutan klimaks aslinya. Pemulihan alami melalui suksesi dapat dipercepat dan dibantu dengan restorasi ekologi melalui penanaman jenis-jenis khas hutan alami Jambi, termasuk Dipterocapaceae, jenis-jenis bermanfaat dan mempunyai nilai untuk keberlanjutan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat asli Suku Anak Dalam dan jenis-jenis langka, endemik dan jenis lain yang mempunyai nilai konservasi tinggi.
Keywords
References
Abdulhadi, R. (1991). A Meliaceae forest in Ketambe, G. Leuser National Park, Sumatra, Indonesia. In: Proceedings of the 4th Round-Table Conference on Dipterocarps, Bogor, Indonesia, 12-15 December 1989 (eds: I. Soerianegara, S. S.Tjitrosomo, R. C. Umaly & I. Umboh), pp. 307-315. BIOTROP Special Publication 41, SEAMEO-BIOTROP, Bogor, Indonesia.
Anwar, J., Damanik, S.J., Hisyam, N. & Whitten, A.J. (1984). Ekologi Ekosistem Sumatera, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta, Indonesia.
BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Sarolangun (2015). Jumlah Curah Hujan dan Banyaknya Hari Hujan Menurut Bulan di Kabupaten Sarolangun Tahun 2015 (Sarolangunkab.bps.go.id . 2015/12, accessed 06 December 2020).
BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), (2003). Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia 2003-2020. IBSAP dokumen Regional. BAPPENAS. Jakarta, Indonesia.
Balgooy, M.M.J.Van. (1998). Malesian Seed Plants. Backhuys Publisher Leiden.
Berlage, H.P. (1949). Regenval in Indonesië (Rainfalll in Indonesia). Meteorologische en Geophysische Dienst. Koninklijk Magnetisch en Meteorologisch Observatorium te Batavia. Verhandelingen No.37:134.
Connell, J.H. (1978). Diversity in tropical rain forests and coral reefs - high diversity of trees and corals is maintained only in a non-equilibrium state. Science 199: 13021310.
Cox, W.G. (1967). Laboratory Manual of General Ecology. WM.C. Brown Company Publisher, Dubuque, U.S.A.
Elviqar. 2013. Komunitas pohon di Hutan Adat Imbo Mengkadai, Desa Temenggung, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. M.Sc thesis, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia.
Gillison, A.N. (2001). Vegetation Survey and Habitat Assessment of the Tesso Nilo Forest Complex; Pekanbaru, Riau Province, Sumatra, Indonesia. Report prepared for WWF-US. (October-November, 2001). Center for Biodiversity Management, Yungaburra, Australia.
Gillison, A.N., Liswanti, N. & Ariefrachman, I. (1996). Rapid Ecological Assessment, Kerinci Seblat National Park Buffer Zone, Central Sumatra: Report for Plant Ecology. CIFOR Working Paper No. 14., Bogor, Indonesia.
Harms K.E., Condit R., Hubbel S.P & Foster R. (2001). Habitat associations of trees and shrubs in a 50-ha neotropical forest plot. Journal of Ecology 89: 947-- 959.
Heriyanto, N.M, Kartawinata, K & Samsoedin, I. (2019). Tree species diversity, structural characteristics and carbon stock in a one-hectare plot of the protection forest area in West Lampung Regency, Indonesia. Reinwardtia 18: 1‒18.
Hermawan, A. 2013. Komposisi spesies pohon hutan pamah dan keanekaragaman Artocarpus serta pola sebarannya di Hutan Adat Imbo Mengkadai, Kabupaten, Sarolangun, Provinsi Jambi. M.Sc thesis, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia.
Hoe, V.B. & Siong K.H. (1999). The nutritional value of indigenous fruits and vegetable in Sarawak. Asia Pasific J.Clin. Nutr 8: 24--31.
Hubbell, S.P. & Foster, R.B. (1986). Biology, chance and history and the structure of tropical rain forest tree communities. In: Community Ecology. (eds. Diamond J.M. & Case T.J), pp. 314--329. Harper and Row, New York, U.S.A.
Kartawinata, K. (2013). Diversitas Ekosistem Alami Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonbesia & LIPI Press, Jakarta, Indonesia.
Kartawinata, K., Samsoedin, I., Heriyanto, N.M. & Afriastini, J.J. (2004). A tree species inventory in a one hectar plot at the Batang Gadis National Park. North Sumatera. Indonesia. Reinwardtia 12: 145--157.
Kartawinata. K., Purwaningsih, Partomihardjo, T., Yusuf, R., Abdulhadi, R. & Riswan, S. (2008). Floristics and structure of a lowland dipterocarp forest at Wanariset Samboja. East Kalimantan. Indonesia. Reinwardtia 12: 301--323.
Kementerian Kehutanan dan Balai TNBD. (2011). Buku Informasi Taman Nasional Bukit Duabelas. Kementerian Kehutanan dan Balai TNBD. Jambi, Indonesia.
Laumonier, Y. (1997). The Vegetation and Physiography of Sumatra. Kluwer Academic Publishers, Dordrecht, Netherlands.
Mansur, M., Triono, T. & Ismail. (2010). Analisis vegetasi pohon di hutan hujan tropik Harapan, Jambi. Berita Biologi 10: 173--178.
McCune, B. & Grace, J.B.(2002). Analysis of ecological communities, MJM Software Design, Gleneden Beach, Oregon
Mirmanto, E. 2009. Analisis vegetasi hutan pamah di Pulau Batanta, Raja Ampat, Papua. Jurnal Biologi Indonesia 6: 79--96.
Mueller-Dombois, D.& Ellenberg, H. (1972). Aims and methods of vegetation ecology. John Willey & Sons, New York.
Mueller-Dombois, D.& Ellenberg, H. (2016). Ekologi vegetasi, maksud dan metode, LIPI Press & Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta, the translated version in Indonesian by Kartawinata, K & Abdulhadi, R. Aims and methods of vegetation ecology. John Willey & Sons, New York.
Newman, M.F., Burgess, P.F & Whitmore, T.C. (1999). Pedoman Identifikasi pohon-pohon Dipterocarpaceae Sumatera. PROSEA Indonesia, Bogor, Indonesia
Polosakan, R. (2001). Komposisi jenis pohon di hutan kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Propinsi Riau. In: Proyek Inventarisasi dan Karakterisasi Sumberdaya Hayati (eds.: Sunaryo, Prawiroatmodjo, S., Suyanto, A., Juhaeti, T.,Widodo, W., Napitupulu, R. N. & Agustiyani, D.), pp.. 63-71. Laporan Teknik 2001, Pusat Penelitian Biologi, LIPI, Bogor, Indonesia.
Polosakan, R. (2011). Studi keanekaragaman jenis pohon di kawasan Hutan Danau Bangko, Jambi: analisis aspek ekologi dan pemanfaatannya. In: Valuasi hasil hutan bukan kayu (Kawasan Lindung PT. Wirakarya Sakti Jambi), (eds.: Purwanto,Y., Waluyo, E. B. & Wahyudi, A), pp. 215-224. LIPI Press, Jakarta, Indonesia
Pratiwi. (1989). Analisis komposisi vegetasi di areal lahar hasil letusan Gunung Galunggung. Jawa Barat. Buletin Penelitian Hutan 512: 23--31.
Purwaningsih & Yusuf, R. (2005). Komposisi jenis dan struktur vegetasi hutan di kawasan Pakuli. Taman Nasional Lore Lindu. Sulawesi Tengah. Biodiversitas 6: 123--128.
Purwaningsih, Kartawinata, K. , Polosakan, R., Yusuf, R. (2017). Phytosociological study of the montane forest on the south slope of Mt. Wilis, East Java, Indonesia. Reinwardtia 16: 31--45
Rahmah, Kartawainata, K., Nisyawati, Wardhana, W. & Nurdin, E . (2016)
Tree species diversity in the lowland forest of the core zone of The Bukit Duabelas National Park, Jambi, Indonesia. Reinwardtia 15: 11--26
Richards, P.W. (1996). The Tropical rain forest; an ecological study. Second Edition, Cambridge University Press, Cambridge, U.K.
Samsoedin, I. & Heriyanto, N. M. (2010). Struktur dan komposisi hutan pamah bekas tebangan ilegal di kelompok hutan Sei Lepan, Sei Serdang, Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 7: 299-314
Sehati. (2013). Komposisi dan struktur hutan pamah di zona inti bagian barat Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi. M.Sc thesis, Universitas Indonesia, Depok., Indonesia.
Setiawan, B. (2010). Kebijakan pembangunan sosial masyarakat adat orang rimba di kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas Provinsi Jambi. M.Sc thesis, Universitas Indonesia. Depok, Indonesia.
Setyowati, F.R. (2003). Hubungan keterikatan masyarakat kubu dengan sumber daya tumbuh-tumbuhan di cagar bisofer Bukit Duabelas. Jambi. Biodiversitas 4: 47--54.
Sheil, D. & Burslem, D.F.R.P. (2003). Disturbing hypotheses in tropical forests. Trends in Ecology & Evolution 18: 18--26.
Sheil, D., Kartawinata, K., Samsoedin, I., Priyadi, H. & Afriastini, J.J. (2010). The lowland forest tree community in Malinau, Kalimantan (Indonesian Borneo): results from a one-hectare plot. Plant Ecology and Diversity 3: 59--66.
Siagian, R. (2000). Komposisi dan struktur komunitas tumbuhan bawah di areal kebakaran Gunung Masigit dan studi awal regenerasi alami di areal kebakaran Gunung Masigit Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. M.Sc thesis, Universitas Indonesia. Depok, Indonesia.
Silvius, M. J., Simmons, H.W. & Verheugt, W.J.M. (1984). Soils, vegetation, fauna and nature conservation in Berbak Game Reserve, Sumatra, Indonesia. Research Institute for Nature Management, Arnhem, Netherlands.
Slik, J.W.F., Bernard, C.S., Breman, F.C., Van Beek, M., Salim, A. & Sheil, D. (2008). Wood density as a conservation tool: quantification of disturbance and identification of conservationpriority areas in tropical forests. Conservation Biology 22: 1299--1308.
Sriyanto, A., Wellesley, S., Suganda, D., Widjanarti, E. & Sudaryono, D. (2003). Guidebook of 41 National Parks in Indonesia. Ministry of Forestry of Republic of Indonesia, UNESCO and CIFOR, Jakarta, Indonesia.
Steenis, C.G.G.J. van (1950). The delimitation of Malaysia and its main plant geographic divisions. In: Flora Malesiana Ser. I, Volume I, (eds: Steenis C.G.G.J . van), pp. lxxi-lxxv. Noordhoff-Kolff, N.V. Djakarta, Indonesia.
Sylviani. 2008. Kajian dampak perubahan fungsi kawasan huttan terhadap masyarakat sekitar. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan 5: 155--178.
Whitmore, T.C. 1986. Tropical Rain Forest of the Far East. Oxford University Press. Oxford, U.K.
Whittaker, R.H. (1972). Evolution and measurement of species diversity. Taxon 21: 213--251.
Wiriadinata. H. & Setyowati, F.M. 2000. Kajian pemanfaatan tumbuhan oleh Suku Anak Dalam di Cagar Biosfer Bukit Duabelas Jambi. In: Prosiding Seminar Nasional Ethnobotani III, (eds: Purwanto, Y. & Walujo, E.B), pp. 274-283. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-LIPI, Bogor, Indonesia.
Yamada. I. 1976. Forest ecological studies of the montane forest of Mt. Pangrangoo. West Java III. Litterfall of the tropical montane forest near Cibodas. The Southeast Asian Studies 14: 194--229.
Yusuf, R., Purwaningsih & Gusman. (2005). Komposisi dan struktur vegetasi Hutan Alam Rimbo Panti. Sumatera Barat. Biodiversitas 6: 266--271.
Yusuf, R. (2005). Keanekaragaman dan potensi jenis tumbuhan hutan sekunder di Kuala Ran. Kabupaten Bulungan. Kalimantan Timur. BioSMART 7: 37--43.
DOI: 10.33751/injast.v2i1.2861 Abstract views : 457 views : 335
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Indonesian Journal of Applied Environmental Studies
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.