Traditional knowledge of biodiversity in the community surrounding Giam Siak Kecil-Bukit Batu Biosphere Reserve, Riau, Indonesia

Herman Suparman Simanjuntak, Endang Sukara, Dolly Priatna

Abstract


The Objective of this study is to analyze the potential for biodiversity and traditional knowledge in the buffer zone of the Giam Siak Kecil-Bukit Batu Biosphere Reserve (GSK-BB). The research was conducted descriptively-quantitatively by analyzing two variables, i.e. biodiversity and community traditional knowledge. Biodiversity monitoring report documents from PT Sakato Pratama (PT SPM) and PT Bukit Batu Hutan Alam (PT BBHA), profiles of Temiang and Sepahat villages, questionnaire data taken from village community representatives, as well as the results of in-depth interviews were used in the analysis. The results show that in the PT SPM area, there are 177 species of plants and 55 species of animals. Meanwhile in the PT BBHA area there are 146 species of plants and 46 species of animals. Based on information from the community of Temiang Village, there are 51 species of plants and 18 species of animals, while according to the people of Sepahat Village, there are 73 species of plants and 83 species of animals. The biodiversity utilized by the community in the two villages consists of 36 species of plants and 15 species of animals, but only three species are wild animals, i.e. sun bear (Helarctos malayanus), horseshoecrab (Limulus sp.), and seahorse (Hippocampus sp.) .), and one species of plant (rattan, Calamus sp.). The rest are cultivated plants and livestock. From the analysis, it can be concluded that the relationship between biodiversity and traditional knowledge in both Temiang and Sepahat Villages is very limited. Awareness of the strategic value of wild plants and wildlife in the buffer zone of the biosphere reserve needs to be increased.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi keanekaragaman hayati dan pengetahuan tradisional di zona penyangga Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu (GSK-BB). Penelitian dilakukan secara deskriptif-kuantitatif dengan menganalisis dua variable, yaitu keanekaragaman hayati dan pengetahuan tradisional masyarakat. Dokumen laporan monitoring keanekaragaman hayati dari PT Sakato Pratama (PT SPM) dan PT Bukit Batu Hutan Alam (PT BBHA), profil Desa Temiang dan Sepahat, data kuisioner yang diambil dari perwakilan masyarakat desa, serta hasil wawancara mendalam digunakan dalam analisis. Hasil menunjukan bahwa di kawasan PT SPM tercatat terdapat 177 jenis tumbuhan  dan 55 jenis satwa. Sementara itu di kawasan PT BBHA terdapat 146 jenis tumbuhan dan 46 jenis satwa. Berdasarkan informasi dari masyarakat Desa Temiang terdapat 51 jenis tumbuhan dan 18 jenis satwa, sedangkan menurut masyarakat Desa Sepahat terdapat 73 jenis tumbuhan dan 83 jenis satwa. Keanekaragaman hayati yang dimanfaatkan oleh masyarakat di kedua desa tersebut terdiri atas 36 jenis tumbuhan dan 15 jenis satwa, namun hanya tiga jenis yang merupakan hewan liar, yaitu beruang madu (Helarctos malayanus), belangkas (Limulus sp.), dan kuda laut (Hippocampus sp.), serta satu jenis tumbuhan (rotan, Calamus sp.). Selebihnya merupakan tanaman budidaya dan hewan ternak. Dari hasil analisis,  dapat ditarik  kesimpulan sementara bahwa hubungan keanekaragaman hayati dengan pengetahuan tradisional di kedua desa Temiang dan Sepahat sangat terbatas. Kesadaran tentang nilai strategis tumbuhan dan satwa liar yang ada di kawasan penyangga cagar biosfer perlu ditingkatkan.


Keywords


biodiversity; biosphere reserve; buffer zone of Giam Siak Kecil-Bukit Batu; traditional knowledge

References


Afriyansyah, B. et all. 2016. Utilization of Animals as Traditional Medicine by Ethnic Lom in Bangka. Journal of Science Research. Volume 18, No.2

Atsar, A. 2017. Legal Protection of Traditional Cultural Knowledge and Expression to Improve Public Welfare Reviewed from Law No. 5 of 2017 on The Promotion of Culture and Law No.28 of 2014 on Copyright. Journal Law Reform. Volume 13 No.2

Azlan, M. 2019. Profil Desa Sepahat Kecamatan Bandar Laksamana Kabupaten Bengkalis Tahun 2019. Pemerintah Desa Sepahat. Desa Sepahat.

BKSDA Riau. 2017. Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Suaka Margasatwa, Bukit Batu Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam. Provinsi Riau

BPS. 2019. Kabupaten Bengkalis dalam Angka. Badan Pusat Statistik. Kabupaten Bengkalis.

Fandeli, C et all. 2000. Ecotourism Business, Faculty of Forestry UGM, Yogyakarta.

Ferianto. 2017. Model Pengelolaan Ekosistem Kawasan Penyangga Cagar Biosfer Giam Siak Kecil : Studi Kasus PT. Sekato Pratama Makmur. Proseding Seminar Nasional LIPI. Ecosystem Management Model of Giam Siak Small Biosphere Reserve Buffer Zone: Case Study of PT. Sekato Pratama Makmur. Proceeding of the National Seminar, LIPI. Vol.1. Hal. 285

Handayani, A. 2015. Pemanfaatan Tumbuhan Berkhasiat Obat oleh Masyarakat Sekitar Cagar Alam Gunung Simpang Jawa Barat. Proseding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia. 2 Juli 2015. Vol.1.No.6. Hal. 1425-1432.

Hijri, Z. 2013. Pengelolaan Kebun Karet Rakyat di Area Transisi Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu. Tesis S2 Ilmu Kehutanan. Universitas Gadjah Mada.

Juliarti, A. 2013. Utilization of HHBK (Non-Timber Forest Products) and Identification of Medicinal Plants in the Area of Biosphere Reserve Giam Siak Kecil Bukit Batu Siak. Journal of Tropical Forests. Volume 1, No.1

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. 2018. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106 / MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SEKJEN/KUM.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Yang Dilindungi. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 No.32. 21 Januari 2019. Jakarta.

LIPI. 2008. Laporan Akhir Kerjasama LIPI PT. Arara Abadi : Kajian Keanekaragaman Hayati di Kawasan Giam Siak Kecil Bukit Batu. Bogor.

Man and Biosphere-Indonesia. 2008. Proposal Manajemen Plan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu. Provinsi Riau.

Masdar. 2019. Profil Desa Temiang Kecamatan Bandar Laksamana Kabupaten Bengkalis Tahun 2019. Pemerintah Desa Temiang. Desa Temiang.

Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia No.14 Tahun 2016 Tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 No.1303. 1 September 2016. Jakarta

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No.P.17/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.P.12/MENLHK-II/2015 Tentang Pembangunan Hutan Tanaman Industri. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 No.339. 27 Februari 2017. Jakarta

Qodriyatun, S.N. 2016. Perlindungan Terhadap Pengetahuan Tradisional Masyarakat Atas Pemanfaatan Sumber Daya Genetik (SDG). Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR-RI. Jakarta

Qomar, N. 2017. Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu. Disertasi Pasca Sarjana IPB. Bogor.

Riduwan. 2010. Dasar-dasar Statistika. Alfabeta. Bandung

Risnandar, C. 2018. Biosphere Reserve. http://www.jurnalbumi.com/knol/cagar-biosfer/

Sirait, I,G. 2015. Government Responsibility for Biosphere Reserve Giam Siak Kecil Bukit Batu Based on International Environmental Law. Journal of Magister Faculty of Law, Volume 2. No.2

Sugiyono. 2010. Research Method of Quantitative, Qualitative and R&D. Alfabeta. Bandung.

Undang-Undang No.5 Tahun 1994 Tentang Pengesahan United Nation Convention on Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Keanekaragaman Hayati). Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 No.41. 1 Agustus 1994. Jakarta.

UNESCO. 2020. Biosphere Reserves Learning Sites for Sustainable Development. http://www.unesco.org/new/en/natural-sciences/environment/ecological- sciences/biosphere-reserves/


Full Text: PDF

DOI: 10.33751/injast.v2i2.4027 Abstract views : 380 views : 214

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Indonesian Journal of Applied Environmental Studies

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.