EKSPERIMENTAL KUAT LENTUR BALOK BERTULANG DAN BETON BUBUK REAKTIF BERSERAT BENDRAT

LIRAWATI LIRAWATI

Abstract


Beton bubuk reaktif adalah jenis beton baru yang memiliki kuat tekan ultra tinggi, yang komponen penyusunnya adalah bubuk yang sangat halus yang memiliki kandungan silika tinggi. Beton bubuk reaktif memiliki kuat tekan dan daktilitas yang tinggi, yang berpotensi untuk menggantikan material baja dalam pekerjaan konstruksi, serta memiliki peluang yang sangat besar untuk material konstruksi di Indonesia. Pada penelitian ini dilakukan 3 macam uji kekuatan yaitu uji kuat tekan, uji tarik belah dan uji kuat lentur. Pengujian kuat tekan dilakukan pada kubus berukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm dengan silinder berukuran 10 cm x 20 cm, dan kuat tarik belah pada silinder berukuran 10 cm x 20 cm serta kuat lentur dilakukan pada beton bubuk reaktif berukuran 4 x 6 x 60 cm dan balok bertulang berukuran 5 x 9 cm x 140 cm dengan penambahan serat bendrat 0.5% dari volume beton. Perawatan benda uji untuk kubus dan silinder dilakukan dengan curing air biasa. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa pada semen tipe II dapat meningkatkan kuat tekan biasa 43,9 MPa. Untuk kuat tarik belah beton dengan menggunakan semen tipe II lebih tinggi 3,95 MPa dari penggunaan semen tipe I sebesar 2,23 MPa. Kuat lentur pada beton bubuk reaktif dengan serat bendrat 0,5% sebesar 23,44 MPa dan beton bertulang dengan serat bendrat 0,5% sebesar 61,93 MPa.

 

Kata kunci : Beton Bubuk Reaktif, Serat Bendrat, Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah, Kuat    

References


ACI Committee 318 (1999), Building Code Requirements for Structural Concrete and Commentary (ACI 318-99/ACI 318R-99), American Concrete Institute, Detroit, 315-318.

American Standard Testing of Materials (ASTM). (1918), Concrete and Material Agregates (Including Manual of Agregates and Concrete Testing). ASTM Philadelphia, Philadelphia.

Standar Nasional Indonesia (2002), Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Bandung.

Naibaho, Pio R.T. (2015), Perilaku Histeresis Sambungan Balok-Kolom Eksterior Reactive Powder Concreteâ€. ITB. Bandung.

Paulay, T., dan Priestley, M.J.N. (1992), Seismic Design of Reinforced Concrete and Masonry Building. Canada: John Wiley and Sons Inc.

Wang, Chu-Kia., Salmon, Charles., & Hariandja, Binsar., â€Disain Beton Bertulangâ€, 1990.

Vis, Gideon, Utomo & Hariandja, Binsar., Dasar-dasar Perncanaan Beton Bertulangâ€, 1993.

SNI 03-1974-1990. Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

SNI 4145-2014. Metode Pengujian Kuat Lentur Dengan Beban Terpusat di Tengah Bentang. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

SNI 03-4431-2013. Metode Pengujian Kuat Lentur Normal Dengan Dua Titik Pembebanan. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Suhendro, B. (1991), Pengaruh Fiber Kawat Lokal Pada Sifat-sifat Beton, Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian UGM. Yogyakarta.

SNI 03-2491-1991. Metode Pengujian Kuat Tarik Belah Beton. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Zai, Krisman A. (2014), Pengaruh Penambahan Silica Fume dan Superplasticizer Terhadap Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Dengan Metode ACI (American Concrete Institute). USU. Medan.


Full Text: PDF

DOI: 10.33751/teknik.v19i1.1689 Abstract views : 282 views : 506

Refbacks

  • There are currently no refbacks.