ANALISIS DAN PEMBUATAN PETA DAERAH POTENSI LONGSOR DI KABUPATEN BOGOR TAHUN 2019 MENGGUNAKAN METODE PEMBOBOTAN PADA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Analysis And Map Of The Potential Longsor Area At Bogor in 2019 Using Weighting Methods On Geographic Information System)

DADAN RAMDANI, DIAH KIRANA KRESNAWATI, dan DESSY APRIYANTI

Abstract


Peristiwa tanah longsor atau dikenal sebagai gerakan masa tanah, batuan atau kombinasinya, sering terjadi pada lereng alam. Kondisi tersebut sebenarnya merupakan fenomena alam, yaitu alam mencari keseimbangan baru akibat adanya gangguan atau faktor yang mempengaruhinya dan menyebabkan terjadinya pengurangan kekuatan geser serta peningkatan tegangan geser tanah (Alhasanah,2006). Bencana tanah longsor atau gerakan tanah dari tahun ke tahun semakin sering terjadi di Indonesia, khususnya pada saat musim hujan. Kondisi tektonik di Indonesia yang membentuk morfologi tinggi, patahan, batuan vulkanik yang mudah rapuh serta ditunjang dengan iklim di Indonesia yang berupa tropis basah, sehingga menyebabkan potensi tanah longsor menjadi tinggi. Hal ini ditunjang dengan adanya degradasi perubahan tataguna lahan akhir-akhir ini, menyebabkan bencana tanah longsor menjadi semakin meningkat. Kombinasi faktor anthropogenik dan alam sering merupakan penyebab terjadinya longsor yang memakan korban jiwa dan kerugian harta benda. Upaya mitigasi diperlukan untuk meminimalkan dampak bencana longsor. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat tahun 2011-2015 sudah terjadi 211 kejadian longsor. Dari 40 kecamatan di Kabupaten Bogor, terdapat 16 kecamatan yang pernah terjadi longsor. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis data dari data kelas lereng, data curah hujan, data penggunaan lahan dan data jenis tanah, serta untuk mengetahui tingkat kerentanan tanah longsor di Kabupaten Bogor. Dengan ditunjukkan pada pembuatan peta potensi  daerah rawan longsor Kabupaten Bogor. Data atau parameter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kelerengan, curah hujan, penggunaan lahan dan jenis tanah. Metode penelitian yang dilakukan adalah survey dan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode kerentanan longsor dengan parameter faktor alami dan manajemen.  Analisis yang digunakan adalah overlay dari parameter yang telah ditentukan dan pembobotan. analisis data dan pembobotan adalah proses penggabungan atau overlay dari 4 data parameter dan perhitungan nilai harkat dan bobot. Penelitian ini menghasilkan Peta Potensi Daerah Rawan Longsor di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat dalam bentuk peta cetak dan peta digital.

 

Kata kunci: Longsor, Kabupaten Bogor, Peta; Overlay, Sistem Informasi Geografis

References


. Abidin, Hasanuddin Z. 2007, Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya, Penerbitan PT Pradnya Paramita, Jakarta.

. Aditya, T. 2010. Visualisasi Risiko Bencana di Atas Peta. Yogjakarta: Fakultas Teknik Geodesi Universitas Gadjah Mada.

. Alhasanah. 2006. Pemetaan dan Analisis Daerah Rawan Tanah Longsor Serta Upaya Mitigasinya Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus Kecamatan Sumedang Utara dan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat). [Tesis]. Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.

. Arifin, Samsul. 2010. Implementasi Penginderaan Jauh Inventarisasi Daerah Rawan Bencana Longsor (Provinsi Lampung). LAPAN

. Arsyad. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB. In Press.

. Aziz, Haidar Rafid Dkk. 2013. Laporan Praktikum Pengawetan Tanah dan Air ( Mengukur Kemiringan Tanah dengan Alat Ukur). Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran.

. Badan Standarisasi Nasional. SNI Penyusunan Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah ICS 07.060.SNI 13-7124-2005, Jakarta

. Badan Standarisasi Nasional. SNI Spesifikasi Penyajian Peta Rupa Bumi Bagian 2: Skala 1:25.000.SNI 6502.2:2010, Jakarta

. Barus, Baba. 1999. Pemetaan Bahaya Longsoran Berdasarkan Klasifikasi Statistik Peubah Tunggal Menggunakan SIG. Jurnal Ilmu Tanah dan Bangunan. Bogor.

. BNPB Nomer 2 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana

. Direktorat Geologi Tata Lingkungan, Gerakan Tanah di Indonesia, Dirjen, geologi dan sumber Daya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi, Bandung, (Tanpa Tahun).

. Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 2005. Manajemen Bencana Tanah Longsor.

. Esri. 1998. Principles of Geographical Information System. ITC. Enschede.

. Firdaus Dkk.2012. Pemetaan Ancaman Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Konawe. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Haluoleo.

. Kurniawan, Reski DKK.2014. Membuat Peta Persebaran Curah Hujan Menggunakan Metode Thiessen, Idw, Dan Spline. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin.

. Lestari, Fheny Fuzi. 2008. Penerapan Sistem Informasi Geografis Dalam Pemetaan Daerah Rawan Longsor Di Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor: Departemen Manajemen Hutan Falkultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

. Lo, C. P. 1995. Penginderaan Jauh Terapan Terjemahan. Penerbit Universitas Indonesia Jakarta.

. Nandi. 2007.Longsor.Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia.

. Nasution, Supriadi Zilkifli. 2007. Sistem Informasi Geografis. Medan: USU Press.

. Nichols,J. 2012. Basic Facts on Geographic Informasion Systems. Dari: http://ohionline.osu.edu/anr-fact/0003.html.

. Nugroho, Jefri Ardian Dkk. 2009. Pemetaan Daerah Rawan Longsor dengan Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geosgrafis (Studi Kasus: Hutan Lindung Kabupaten Mojokerto). Surabaya:ITS

. Nugroho, S. P. (2016). Evalusi Penanggulangan Bencana 2015 dan Prediksi Bencana 2016. Jakarta: BNPB.

. Nugraha, Arief Laila. 2013. Penyusunan dan Penyajian Peta Online Risiko Bencana Banjir Rob Kota Semarang. Yogyakarta: Teknik Geomatika Universitas Gajah Mada.

. Peta Tematik Indonesia 2010. Peta Administrasi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat diakses pada 4 oktober 2018 dengan alamat web : https://petatematikindo.wordpress.com/2013/12/10/administrasi-kabupaten-bogor/

. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 02 Tahun 2012 Tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana.

. Prahasta, Eddy. 2002. Sistem Informasi Geografis Konsep-konsep Dasar. Informatika, Bandung.

. Purnamasari. D. C. 2007. Aplikasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis dalam Evaluasi Daerah Rawan Longsor di Kabupaten Banjarnegara (Studi Kasus di Gunung Pawinihan dan Sekitarnya, Desa Sijeruk, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara). [Skripsi]. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

. Puslittanak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. 2014. Laporan Akhir Pengkajian Potensi Bencana Kekeringan, Banjir dan Longsor di Kawasan Satuan Wilayah Sungai Citarum-Ciliwung, Jawa Barat Bagian Barat Berbasis Sistem Informasi Geografis. Bogor.

. Raharja, Awang. 2006. Pembangunan SIG Berbasis Web Untuk Keperluan Ekplorasi Dan Ekploitasi Di PT Pertamina EP. Skripsi Sarjana. Departemen Teknik Geodesi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Bandung. Bandung.

. Suryono, 2000. Penelitian Longsor Lahan Wilayah Cirebon-Bandung. Balai Penelitian Geomatika, Bakosurtanal.

. Suryono, 1999. Pengembangan Model longsor lahan wilayah Punggaluku dan Sekitarnya Propinsi Sulawesi Tenggara. Balai Penelitian Geomatika, Bakosurtanal.

. Sutikno. 2000. Penyuluhan Bencana Alam Gerakan Tanah. Direktorat Geologi Tata Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi. Bandung.

. Raharjo, Beni dan muhamad ikhsan. 2015, Belajar ArcGis Dekstop 10, penerbit Geosiana Press, Banjarbaru.


Full Text: PDF

DOI: 10.33751/teknik.v21i2.3277 Abstract views : 2113 views : 1973

Refbacks

  • There are currently no refbacks.