SIMBOLISASI HASRAT SEKSUAL MELALUI SUBLIMASI ARTISTIK DALAM CERPEN PENJARA KEDUA†KARYA PUTU OKA SUKANTA

Ario Sasongko

Abstract


ABSTRAK

Karya sastra sangat erat kaitannya dengan psikoanalisis. Freud sediri memulai gagasannya dengan mengkaji karya sastra. Karya sastra merupakan manifestasi dari kondisi psikologis pengarang dan merekam fenomena psikologis manusia atau tokoh. Artikel ini menganalisis cerpen Penjara Kedua†karya Putu Oka Sukanta dengan menggunakan pendekatan psikoanalisis. Artikel ini mengkaji empat prinsip dasar psikis, struktur kehidupan psikis, sistem kehidupan psikis, hasrat, dan sublimasi dalam cerpen tersebut. Kesimpulannya, mekanisme superego berpengaruh terhadap ego; mekanisme itu telah membuat alam tidak-sadar pada tokoh Aku bekerja untuk menahan hasrat. Dalam cerpen ini, tokoh Aku menghadapi represi yang dihasilkan sistem penjara sebagai superego, dan kebebasan dan kerinduan tokoh Aku sebagai hasrat. Keduanya saling berkelindan. Sebagaimana teori psikoanalisis, nafsu seksual telah mendorong tokoh Aku menuju konflik. Karya seni yang dihasilkan tokoh Aku merupakan manifestasi dari hasrat melalui sublimasi estetik. Selain itu, penulis menanggap bahwa cerpen ini sendiri adalah sublimasi estetik ketiga—selain karya yang dihasilkan tokoh Aku dalam penjara—karena cerpen ini menggunakan sudut pandang orang pertama (Aku). Artinya, tokoh Aku pulalah pengarang cerpen ini.

 

Kata Kunci: psikoanalisis, hasrat seksual, Putu Oka Sukanta.


References


Zaimar, O. (2000). Psikoanalisis dan analisis sastra. Dalam Psikoanalisis dan Analisis Sastra. Depok: PPKD &LPUI.

Budiman, M. (2003). Iklan sebagai fetish kultural: sebuah kajian psiko-analitis atas kebudayaan populer. Dalam Psikoanalisis dan Sastra. Depok: PPKD&LPUI.

Milner, M. (1992). Freud dan Interpretasi Sastra. (Apsanti Ds, Sri Widianingsih, dan Laksmi, penerjemah). Jakarta: Intermassa.

Wright, E. (1984). Psychoanalytic Criticism: Theory in Practice. London & New York: Routledge.

Sukanta, P.O. (28 September 2014). Penjara kedua. Jakarta: Media Indonesia.


Full Text: PDF

DOI: 10.33751/jsalaka.v1i2.1285

Refbacks

  • There are currently no refbacks.