MODEL KAJIAN SASTRA BANDINGAN BERPERSPEKTIF LINTAS BUDAYA (STUDI KASUS PENELITIAN SASTRA DI ASIA TENGGARA)

Langgeng Prima Anggradinata

Abstract


Kajian sastra bandingan pernah menjadi kajian yang sangat berkembang dan memberi sumbangsih pada ilmu pengetahuan sastra. Namun, kini, kajian sastra bandingan berkurang peminat karena para peneliti lebih memilih metode, konsep, atau teori yang lebih mutakhir. Artikel ini bertujuan membahas metode kajian sastra bandingandan menemukan model kajian sastra bandingan, khususnya di Asia Tenggara. Artikel ini menggunakan metode kajian pustaka dengan membandingkan penelitian sastra bandingan yang telah dilakukan di Asia Tenggara. Artikel ini meninjau metode kajian sastra bandingan yang dilakukan oleh peneliti di Asia Tenggara. Hasilnya, kajian sastra bandingan cukup berkembangan jika diperkaya metode, konsep, perspektif, dan teori baru, misalnya kajian lintas budaya, teori-teori kritis, dll. Dalam menggunakan kajian sastra bandingan, pengkaji  dapat mencari persamaan satu karya sastra dengan karya sastra lain. Kemudian, pengkaji  dapat melihat perbedaan kedua karya sastra itu. Pada tahap terakhir, pengkaji  dapat menganalisis kedua karya sastra itu dengan pendekatan, konsep, atau teori tertentu, misalnya pendekatan lintas budaya.

 

Kata kunci: Asia Tenggara; lintas budaya; sastra bandingan.  


References


Anggradinata, L.P. (2014). Representasi Relasi antara Etnis Tionghoa dan Bumiputra dalam Kumpulan Puisi Konde Penyair Han Karya Hanna Fransisca. Lingua Idea, 5(2), 21-35.

Aziz, S.A. (2013). Kesusastraan Bandingan dalam Ruang Kekuasaan dan Pemikiran. Jurnal Kritik, 4, 9-26.

Darma, B. (2012). Dermaga Sastra Indonesia: Penjajahan, Nasionalisme, Kemelayuan. Jurnal Kritik, 4, 121-138.

Damono, S.D. (2011). Sastra Bandingan. Tangerang Selatan: Editum.

Faruk. (2008). Kisah Penjara Etis dan Filosofis: Analisis Lintas Budaya atas Tembok Tidak Tinggi Karya A. Samad Ismail dan Mereka yang Dilumpuhkan Karya Pramoedya Anantatur. Humaniora, 20(2), 224-235.

Hamid, H.H.H.A. (2012). Sastera dan Budaya Wilayah Pesisir: Kenyataan, Cabaran dan Harapan. Pangsura, 32(17), 48-60.

Mahayana, M.S. (2013). Pantun sebagai Potret Sosil Budaya Tempatan: Perbandingan Pantun Melayu, Jawa, Madura, dan Betawi. Jurnal Kritik, 4, 85-100.

Rahmah, N.Ab. (2012). Kepengarangan Muslimah Fatimah Busu (Malaysia) dan Titis Basino P.I. (Indonesia). Pangsura, 32(17), 61-77.

Sarjono, A.R. (2013). Sastra Bandingan sebagai Tantangan. Jurnal Kritik, 4, 2-8.

Shunqing, C. (2013). Cross-Culture: A New Change and Breakthrough of Comparative Literature. Jurnal Kritik, 4, 61-65.


Full Text: PDF

DOI: 10.33751/jsalaka.v2i2.2486

Refbacks

  • There are currently no refbacks.