Pemanfaatan tiga ruang belajar (cave, campfire, watering hole) dalam konteks pembelajaran BIPA

Krishandini Krishandini, Renny Soelistiyowati, Mukhlas Ansori

Abstract


Era digital saat ini telah mendisrupsi berbagai profesi di dunia. Bahkan, tidak menutup kemungkinan profesi pengajar (dalam hal ini pengajar BIPA) akan tergantikan oleh berbagai aplikasi. Namun demikian, konsep society 5.0  tetap menempatkan sumber daya manusia sebagai komponen utamanya. Untuk tetap memiliki peran di era digital saat ini, pengajar BIPA harus mahir memanfaatkan berbagai ruang pembelajaran agar tidak monoton dalam penyampaian sehingga capaian pembelajaran dapat maksimal. Pemelajar akan memiliki pengalaman yang berbeda antara saat berhadapan (tatap muka) dengan pengajar dan saat berselancar di dunia maya mencari materi yang mereka butuhkan. Hal tersebut perlu dielaborasi agar menjadi pengalaman yang menarik bagi pemelajar. Untuk itu, penelitian ini akan mendeskripsikan hal yang terkait dengan tiga jenis ruang dalam konteks pembelajaran BIPA, yaitu campfire (lecture space), watering hole ( collaborative space), cave (reflective space). Bagaimana pengajar memanfaatkan tiga ruang pembelajaran ini dalam konteks pembelajaran BIPA? Apa saja materi yang dapat ditransfer kepada pemelajar melalui tiga ruang pembelajaran tersebut? Dengan demikian, pengajar dapat mengelaborasikan makna lingkungan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan pemelajar pada waktu dan tempat yang berbeda. Jadi, karakteristik pemelajar BIPA yang esensinya datang dari berbagai tempat di belahan dunia ini dan memiliki perbedaan waktu dapat menikmati pembelajaran dengan baik.


Keywords


Era digital, pembelajaran BIPA, pascapandemi, society 5.0, tiga ruang belajar

References


Asnur MNA, Adhima F, Ayuwijayanti M, Marsuki RR. 2019. Karakteristik Pembelajaran Kolaboratif Bahasa Asing dalam Google Classroom. Prosiding Seminar Nasional Literasi Bahasa dan sastra ke-4 Pembelajaran Bahasa asing di Era Digital. 23 Oktober 2019.

Hewit KK, Davis AW. 2013. Australia’s campfires, caves, and watering holes: educators on ISTE's Australian Study Tour discovered how to create new learning and teaching environments where curriculum and instructional tools meet the digital age. Learning and Leading with Technology, 40(8). https://libres.uncg.edu/

Krishandini, Wahyuni ES. 2016. Pembelajaran BIPA di Institut Pertanian Bogor: motivasi, sikap, dan harapan mahasiswa. Jurnal Metalingua. 14 (2): 189-196.

Kwee SM, Gandha MV. 2019. Ruang Belajar Masa Depan: Sebuah Tipologi Baru Bangunan Pendidikan. Jurnal Stupa: 1(2), hal.1339-138.

Maharani AAP, Arsana AAP, Sawitri NLPD. 2015. Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa melalui Strategi Affinity dan Materi Bacaan Otentik. Jurnal Bakti Saraswati, 4(1), hal 8-23.

Muzaki H. 2023. Problematika pembelajaran BIPA daring pada masa pandemi. Estetika. 4 (2): 95-104. https://doi.org/https://doi.org/10.36379/estetika.v4i2.341.

Nugrahani F. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. Solo: Cakra Books.

Poll K; Widen J; and Weller S. Six Instructional Best Practices for Online Engagement and Retention. Journal of Online Doctoral Education, 1, 1: 56-72, 2014. Retrieved from Loyola eCommons, English: Faculty Publications and Other Works.

Sanusi RNA, Aziez F. 2021. Analisis Butir Soal Tes Objektif untuk Keterampilan Membaca Pemahaman pada Kelas VII SMPN 3 Kalibagor. Metafora: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra, 8(1): 99-109. doi: 10.30595/mtf.v8i1.8501

Thornburg D. 2019. Campfires in Cyberspace: Primordial Metaphors for Learning in the 21st Century. International Journal of Instructional Technology and Distance Learning; 1(10), hal 3-11.


Full Text: PDF

DOI: 10.33751/jsalaka.v5i1.8476

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.