SENI FOLKLOR WAYANG KULIT SEBAGAI ATRAKSI PARIWISATA BUDAYA

Priyanto Priyanto

Abstract


Abstract

 

The art of wayang kulit is an example of a form of folklore. Puppets are images made of leather, wood, and other materials as a means of attraction. It is estimated that there are hundreds of puppets in Indonesia, but at this time more than half of them are no longer played and some are even extinct. The focus of this article is to understand wayang kulit as a part of oral folklore and art in Indonesia, to its development and potential as a tourist attraction. The research method is carried out through literature studies of journals and other sources. At first wayang functioned as a means of ritual (religion) and had a close relationship with traditional values, but nowadays wayang has changed its function into purely entertainment or spectacle attractions and tourist attractions for the community. This change in the function of wayang is an opportunity for the tourism sector to develop its diversity of attractions.

 

Keywords: cultural tourism, folklore, wayang

 

Abstrak

Seni wayang kulit merupakan salah satu contoh dari bentuk folklor. Wayang merupakan gambar yang terbuat dari kulit, kayu, dan bahan lainnya sebagai sarana atraksi. Diperkirakan wayang yang terdapat di Indonesia jumlahnya mencapai ratusan, namun pada saat ini lebih dari setengahnya sudah tidak dimainkan lagi bahkan ada yang sudah punah. Fokus dari artikel ini adalah memahami wayang  kulit  sebagai  salah  satu folklor  sebagian  lisan  dan  kesenian  di  Indonesia,  hingga perkembangan dan potensinya sebagai salah satu daya tarik atraksi pariwisata. Metode penelitian yang dilakukan melalui studi pustaka  jurnal-jurnal  dan  sumber  lainnya.  Pada  awalnya  wayang berfungsi sebagai sarana ritual (religi) dan memiliki hubungan erat dengan nilai-nilai tradisi, namun saat kini wayang telah berubah fungsi menjadi murni atraksi hiburan atau tontonan dan atraksi wisata bagi masyarakat. Perubahan fungsi dari wayang inilah yang menjadi peluang bagi sektor pariwisata mengembangkan keberagaman atraksinya.

 

Kata kunci: folklor, pariwisata budaya, wayang


References


REFERENSI

Awalin, F. R. (2018). Sejarah perkembangan dan perubahan fungsi wayang dalam masyarakat.

Jurnal Kebudayaan, 13(1), hlm. 81 84.

Bronner, Simon J. (2017). Folklore: The Basics. London; New York: Routledge. ISBN 978-1-138-

-7.

Danandjaja, James.(1984) Folklor Indonesia : Ilmu Gosip, Dongeng dan Lain-lain. Jakarta : Grafitipers

Pendit, N.S. 1990. Ilmu Pariwisata: Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita.

Pitana, Gde. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset.

Siyuan Liu (2016). Routledge Handbook of Asian Theatre. Routledge. ISBN 978-1-317-

-3.

Southeast Asian arts - Shadow-puppet theatre. Encyclopedia Britannica. (2021).

Sunardi (2014). Konsep Rasa Dalam Pertunjukan Wayang Kulit Purwa. Sense Of Concept In The Wayang Performance.Jurusan Pedalangan Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Surakarta,

Wayang kulit, kekayaan seni nusantara yang bernilaiadiluhung. Diambil pada tanggal 2 Januari

dari website Indonesia Kaya,https://www.indonesiakaya.com/jelajah- indonesia/detail/wayang-kulit-kekayaan- seni-nusantara-yang-bernilai-adiluhung

Undang-Undang Kepariwisataan Nomor 10 Tahun 2009


Full Text: PDF

DOI: 10.33751/wahana.v27i2.4546

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.