MENGEJAR BAYANGAN: PERLAWANAN SEMU BURUH PANEN DALAM MELAWAN HEGEMONI ALAT PANEN MILIK TUAN TANAH
Abstract
Teknologi pertanian dari satu sisi dapat dilihat sebagai sebuah anugerah yang dapat meningkatkan produksi. Di Kabupaten Sidenreng Rappang, Combine Harvester (Kemudian akan disingkat CH) sudah 4 tahun terakhir diperkenalkan sebagai salah satu strategi meningkatkan produksi. CH m erupakan alat pemotong padi yang mampu secara cepat memanen padi di sawah. Namun, di satu sisi kemunculan CH menimbulkan permasalahan tersendiri. Keberadaan mobil panen ini mengancam eksistensi buruh panen yang sudah lama menjadikan kegiatan panen sebagai salah satu strategi bertahan hidup musiman mereka. Sebelum kehadiran CH, dalam satu hektar dapat menyerap tenaga kerja sekitar 30 orang (laki – laki dan perempuan) sehingga lebih terjadi distribusi pendapatan secara lebih adil. Paska kemunculan CH, tenaga panen yang terserap maksimum hanya 7 – 8 orang (laki – laki saja). Dalam kondisi yang “normal” harusnya para buruh panen yang kehilangan pekerjaannya melakukan perlawanan terhadap keberadaan CH karena kehilangan sumber pendapatan, namun pada kenyataannya tidak ada yang perlawanan buruh karena pemilik CH adalah tuan tanah kaya desa yang memiliki sawah puluhan hektar dan digarapkan kepada masyarakat.
Kata Kunci: Ketidakberdayaan, Buruh Panen, Teknologi Pertanian, Tuan tanah
References
Aggarwal, Partap C. and Madhu S. Mishra. 1973. The Combine Harvester and Its Impact on Labour: A Study in Ludhiana. Indian Journal of Industrial Relations, Vol. 9, No. 2 (Oct., 1973), pp. 293-308.
Akatiga. 2015. Combine Harvester: Teknologi Tidak Tepat Guna. Akatiga Pusat Analisis Sosial: Bandung.
BPS. 2013. Sensus Pertanian 2013: Angka Propinsi Hasil Pendaftaran Rumah Tangga (Angka Sementara). Jakarta:BPS.
Jayasuriya, S. K., and R. T. SHAND. 1986. Technical Change and Labor Absorption in Asian Agriculture: Some Emerging Trends. World Development, Vol. 14, No. 3, pp. 415-428.
Kementerian Pertanian. 2013. Statistik Ketenagakerjaan sektor pertanian tahun 2013. Jakarta: Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal - Kementerian Pertanian.
Lingard, John & Al Sri Bagyo. 1983. The Impact of Agricultural Mechanisation on Production and Employment in Rice Areas of West Java. BIES Vol 19 No 1, April 1983.
Nugraha, YA dan Herawati R. 2014. Menguak Realitas Orang Muda Sektor Pertanian di Perdesaan. Jurnal Analisis Sosial Vol 19 No 1. Akatiga: Bandung
Rofi’ah dan Nugraha YA. 2016. Hilangnya Kesadaran Palsu: Sakralisasi Mesjid sebagai Simbol Pergerakan Roda Ekonomi Masyarakat Miskin di Pedesaan (Studi Kasus Masyarakat Kampung Kukupu Kelurahan Cibadak Kec. Tanah Sareal). Jurnal Wahana Vol 1 No 12. Universitas Pakuan: Bogor
Scott, C James. 1985. Weapons of the Weak, Everyday Forms of Peasant Resistance. Yale University Press.
Sinaga, S Rudolf. 1978. Implications of Agricultural Mechanisation for Employment and Income Distribution: A Case Study from Indramayu, West Java. BIES Vol 14 No 2, July 1978
Stiglitz, E Joseph. 1976. The Efficiency Wage Hypothesis, Surplus Labour, and the Distribution of Income in L.D.C.s. Oxford Economic Papers, New Series, Vol. 28, No. 2 (Jul., 1976), pp. 185-207.
Valdiani D, Nugraha YA dan, MRA Siregar. 2017. Attendance of Mass Media and Parents in Defiing The Value of Agriculture in The Eyes of Rural (Case Study of Rural Youth at Horticulture Center in Cianjur Regency). Journal of Humanities and Social Studies Vol 1 no 1. Universitas Pakuan Bogor.
Wati, Herlina dan Charina Chazali. 2014. Sistem Pertanian Padi Indonesia dalam Perspektif Efisiensi Sosial. Laporan Studi Ketahanan Pangan. Bandung: Akatiga
DOI: 10.33751/wahana.v24i1.893
Refbacks
- There are currently no refbacks.