PERBANDINGAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL 30% dan 96% KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffaL)TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus

Mira Miranti, Prasetyorini -, Chrys Suwary

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan aktivitas antibakteri ekstrak etanol 30% dan 96% kelopak  bunga rosella (Hibiscus sabdariffa L) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Perlakuan yang digunakan adalah konsentrasi ekstrak etanol 30% dan 96% kelopak bunga rosella dengan konsentrasi masing-masing yaitu 20%, 40%, 60% dan 80%, sebagai pembanding digunakan antibiotik amoksisilin 10 ppm. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi kertas cakram serta uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) menggunakan metode dilusi padat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri ekstrak etanol 30% dan 96% kelopak bunga rosella berbeda dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak etanol 96% kelopak bunga rosella lebih aktif dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus karena pada konsentrasi 60% dengan rata-rata lebar daerah hambat sebesar 4,5 mm, sedangkan ekstrak etanol 30% kelopak bunga rosella paling aktif pada konsentrasi 80% dengan ratarata lebar daerah hambat sebesar 4,5 mm. Hasil lebar daerah hambat untuk konsentrasi 60% pada ekstrak etanol 96% dan konsentrasi 80% pada ekstrak etanol 30% memiliki pengaruh yang sama secara statistik terhadap kontrol positif amoksisilin dengan rata-rata lebar daerah hambat sebesar 4,6 mmHasil uji konsentrasi hambat minimum (KHM) yang efektif adalah pada konsentrasi 2,5% untuk ekstrak etanol 30% dan konsentrasi 1% untuk ekstrak etanol 96%. Berdasarkan hasil pengujian fitokimia diketahui bahwa ekstrak  etanol 30% dan 96%  kelopak  bunga rosella mengandung saponin, tanin dan flavonoid yang memiliki aktivitas antibakteri.

References


  • DepKes RI. 1989. Materia Medika Jilid V. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
  • DepKes RI. 1995. Materia Medika Jilid VI. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
  • DepKes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.
  • Devi, M. 2009. Dahsyatnya Khasiat Rosella. Cemerlang Publishing. Yogyakarta.
  • Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.Penerjemah Padmawinata, K. Penerbit Institut Teknologi Bandung, Bandung.
  • Hariana, A. 2007.Tumbuhan Obat dan Khasiat Jilid 2. Penebar Swadaya, Jakarta
  • Jawetz E, Melnick JL dan Adelberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20. (Nugroho E., Maulana R F., Penerjemah) Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
  • Lay,W. B. 1994. Analisa Mikroba di LaboratoriumEdisi I. PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
  • Mardiah, Sawarni, W Ashadi, dan A Rahayu. 2009. Budidaya dan pengolahan rosella simerah segudang manfaat. Agromedia Pustaka, Jakarta.
  • Mardiah.2010. Ekstraksi Kelopak Bunga Dan Batang Rosella (Hibicus sabdariffa L) Sebagai Pewarna Merah Alami.Universitas Djuanda Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Bogor. (diakses tanggal 18 Januari 2012).http://www. scribd.com/ doc /51272340/776531A1d01.
  • Pratiwi T, S. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga, Jakarta
  • Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Terjemahan: Kosasih Padmawinata. ITB. Bandung.
  • Rostinawati, T. 2009. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) terhadap Escherichia coli, Salmonella typhi danStaphylococcus aureus dengan metode difusi agar. Skripsi. Universitas Padjadjaran, Jatinangor.
  • Trease, G. E and Evans. 1978. W. C. Pharmacognocy. Bailler Tindal. London. 402-404.
  • Wijayakusuma, H. 1994. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Darah Tinggi. Penebar Swadaya, Jakarta


Full Text: PDF

DOI: 10.33751/ekol.v13i1.9

Refbacks

  • There are currently no refbacks.