STRUKTUR DAN PERAN MITOS DALAM NOVEL CIUNG WANARA KARYA AJIP ROSIDI

Ferina Meliasanti

Abstract


ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana struktur mitos yang terdapat dalam novel Ciung Wanara karya Ajip Rosidi dan bagaimana peran mitos cerita Ciung Wanara di novel tersebut dalam perkembangan budaya manusia. Sebagaimana diketahui, novel Ciung Wanara karya Ajip Rosidi merupakan saduran bebas ke dalam bentuk prosa berbahasa Indonesia berdasarkan cerita Ciung Wanara edisi teks C.M. Pleyte (1910) yang ditulis dengan bahasa Sunda. Novel Ciung Wanara karya Ajip Rosidi menceritakan kisah tentang tokoh Ciung Wanara yang merebut kembali kedudukannya sebagai salah satu penerus kekuasaan kerajaan Galuh dan memberikan hukuman kepada Dewi Pangrenyep yang telah memfitnah Pohaci Naganingrum, ibu dari Ciung Wanara. Terjadi pertarungan antara Hariang Banga dan Ciung Wanara, karena Hariang Banga murka setelah mendengar Dewi Pangrenyep dimasukan ke dalam penjara. Pada akhirnya, Hariang Banga pun menghentikan pertarungan dan mengakui bahwa Ciung Wanara benar-benar keturunan Galuh. Hariang Banga memerintah kerajaan Galuh bagian timur, sedangkan Ciung Wanara memerintah wilayah kekuasaan bagian barat. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif analitis dengan pendekatan objektif (struktural). Hasil analisis struktur mitos menunjukkan bahwa novel Ciung Wanara karya Ajip Rosidi merupakan kondisi alamiah dari realitas hasrat manusia (individu) dalam memeroleh atau merebut kekuasaan, dan peran mitosnya sebagai Myth of freedom (mitos pembebasan) yang muncul dalam novel Ciung Wanara sebagai negasi atas mitos cerita Ciung Wanara.

 

Kata kunci: novel, Ciung Wanara, struktur mitos, peran mitos.


References


Ahimsa-Putra, H.S. (2001). Strukturalisme Lévi-Strauss Mitos dan Karya Sastra. Yogyakarta: Galang Press.

Bokhari, S.S.S. & Muhammad Tahir Masood. (2018). Study of mythology: in the context of structuralist theoretical framework. International Journal of Applied Research, 4(2), 91-94. Tersedia: http://www.allresearchjournal.com/archives/2018/vol4issue2/PartB/4-2-8-153.

Atja. (1968). Tjarita Parahijangan. Bandung: Wedalan Jajasan Kebudajaan Nusalarang.

Frye, H.N. (1970). The critical path: an essay on the social context of literary criticism. Dædalus, 99 (2), 268-342. Tersedia: http://jstor.org/stable/20023947.

Hobbes, T. (1996). Leviathan. New York: Oxford University Press Inc.

Kaplan, D., & Albert A.M. (2002). Teori Budaya. Terjemahan Landung Simatupang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lévi-Strauss, C. (1967). Structural Anthropology. New York: Anchor Books.

Moleong, L.J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Pleyte, C.M. (1910). De lotgevallen van tjioeng wanara naderhand vorst Pakoean Padjadjaran Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en wetensahappen Deel LVIII (1911). Bandoeng: BATAVIA ALBERT & Co., ‘S HAGE, MARTINUS NYHOFF dan Druk van G. KOLFF & Co.

Ratna, N.K. (2004). Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme hingga Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ratna, N.K. (2011). Antropologi Sastra: Peranan Unsur-unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rosidi, A. (1977). Ciung Wanara. Jakarta: PT. Gunung Agung.

Rosidi, A. (2007). Ciung Wanara. Bandung: Penerbit Nuansa.

Rosidi, A. (1983). Pembinaan Minat Baca, Bahasa, dan Sastra. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Rosidi, A. (1995). Sastera dan Budaya: Kedaerahan dalam Keindonesiaan. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Sutopo, H.B. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Taum, Y.Y. (2013). Teori-teori analisis sastra lisan: strukturalisme Levi-Strauss. Tersedia: http://www.academia.edu/3478000/TEORI-TEORI_ANALISIS_SASTRA_LISAN_STRUKTURALISME_LEVI-STRAUSS.

Teeuw, A. (1982). Khazanah Sastra Indonesia: Beberapa Masalah Penelitian dan Penyebarluasannya. Jakarta: Balai Pustaka.


Full Text: PDF

DOI: 10.33751/jsalaka.v1i1.1143

Refbacks

  • There are currently no refbacks.