FUNGSI WAWANCAN DALAM UPACARA ADAT PENGANTIN LAMPUNG SAIBATIN
Abstract
ABSTRAK
Dalam upacara adat pernikahan masyarakat Lampung Saibatin, terdapat prosesi pemberian gelar (adok) kepada pengantin. Pemberian adok merupakan simbol kedudukan seseorang dalam adat yang diwariskan secara turun-temurun dan dianugerahkan dengan memenuhi beberapa ketetapan adat. Dalam upacara pemberian gelar tersebut, terdapat pembacaan pantun yang disebut wawancan oleh tetua adat. Pantun tersebut disampaikan sebagai pengantar pemberian adok (gelar) bagi pengantin. Pantun tersebut memuat sepenggal riwayat hidup kedua mempelai. Pada bagian akhir, pantun berisi pemberian gelar dan harapan-harapan untuk pengantin. Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat betapa pentingnya posisi pantun dalam proses pemberian adat tersebut. Tanpa pantun, pemberian gelar tidak dapat disampaikan. Penelitian ini menguraikan struktur pantun wawancan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Metode etnografi tersebut digunakan untuk mengamati prosesi adat, kehidupan pemangku adat, dan para penutur pantun. Pengumpulan data dilakukan dengan proses wawancara, observasi, dan pendokumentasian pertunjukan. Selanjutnya, data diolah dan dianalisis menggunakan pendekatan struktural sehingga dapat terungkap hasil penelitian. Hasilnya, penulis menuliskan wawacan berdasarkan pesanan calon pengantin, tetapi dengan cara spontan dan berdasarkan pengalaman yang dialaminya. Dari segi teks, struktur teks wawacan yang diciptakan identik dengan pantun syair dan talibun: empat barus dan enam baris perbaitnya dengan rima a-a-a-a dan ab-ab-ab. Dari segi fungsi, wawacan memiliki fungsi dan makna sebagai pelestari bahasa dan budaya Lampung, khususnya Lampung Pesisir.
Kata kunci: Pantun, Wawancan, Saibatin, Fungsi, Struktur.
References
Barker, C. (2000). Cultural Studies. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
BPS. (2013). Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Jaeni (2012). Komunikasi Estetik: Menggagas Kajian Seni dan Peristiwa Komunikasi Pertunjukan. Bogor: IPB Press.
Nurgiyantoro, B. (2018). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Pudentia MPSS, (ed) 2007. Metodologi Kajian Tradisi Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan.
Sadikin, M. (2011). Kumpulan Sastra Indonesia. Pantun Puisi Majas Peribahasa Kata Mutiara, Jakarta: Gudang Ilmu.
Effendi, A.S. (2009). Sastra Lisan Lampung. Bandar Lampung: Buku Ajar FKIP Unila.
Sugihastuti. (2011). Teori Apresiasi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syafii, M. (2013). Wewancan Bulambanan Jimi Putra dan Willi Yana Sari. Belum dipublikasikan.
Yolanda, P.Y. (2016). Komunikasi simbolik dalam prosesi pemberian gelar adat Penyimbang Marga Legun di Kelurahan Way Urang Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan (Skripsi). Universitas Lampung, Bandar Lampung.
DOI: 10.33751/jsalaka.v1i2.1281
Refbacks
- There are currently no refbacks.