AKTIVITAS ANTIBAKTERI LOSION ANTI JERAWAT YANG MENGANDUNG EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchea indica (L) Less.)

Ike Yulia Wiendarlina, Dwi Indriati, Mila Rosa

Abstract


Peradangan jerawat dapat disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis. Bahan alam yang memiliki kemampuan sebagai antibakteri adalah daun beluntas. Daun beluntas mengandung alkaloid, tanin, natrium, minyak atsiri, kalsium, flavonoid, magnesium, fosfor dan asam kolinergik. Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi dengan cara maserasi bertingkat yaitu perendaman bahan dengan berbagai jenis pelarut tanpa menggunakan pemanasan. Sediaan losion merupakan kosmetika dengan sistem emulsi minyak dalam air. Pada penelitian ini dibuat sediaan losion antijerawat yang mengandung ekstrak daun beluntas dan diuji aktivitasnya terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis dengan menggunakan metode difusi. Penelitian ini meliputi pengujian KHM, LDH sediaan losion dan pengujian fisik pada sediaan losion dengan didasarkan pada formula yang terbaik. Hasil penelitian menunjukkan KHM pada ekstrak etanol daun beluntas konsentrasi 10% dapat membunuh bakteri penyebab jerawat, Formula terbaik dari hasil pengujian terdapat pada formula 3 karna lebar daerah hambat mendekati hasil dari kontrol positif, Formula 3 merupakan formula yang paling baik dibanding dengan formula yang lainnya.


Keywords


Daun Beluntas, Losion anti jerawat, Propionibacterium acnes

References


Agustin, R. Y. Oktadefitri, H. Lucida. 2013. Formulasi krim tabir surya dari kombinasi etil p-metoksinamat dengan katekin. Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III. 184-198.

Ardiansyah, A., L. Nuraida, N. Andarwulan, N. 2003. Aktivitas antimikroba daun beluntas (Pluchea indica Less) dan stabilitas aktivitasnya pada berbagai konsentrasi garam dan tingkat pH. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 14(2): 90-97.

Aulton, M.E. 2007. Pharmaceutics The Design and Manufacture of Medicines, Third Edition. Edinburgh London New York Oxford Philadelphia ST Louis Sydney Toronto.

Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia.. Edisi Ketiga. Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. 1985. Tanaman Obat Indonesia, Jilid 1. Jakarta. 9.

Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Tumbuhan Obat. Ditjen POM. Jakarta. 9-11, 16

Hanani, E. 2015. Analisis Fitokimia. ECG. Jakarta. Hal: 86-87

Indriati, D. 2014. Formulasi dan uji efektivitas losion ekstrak daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr) dan Herba Seledri (Apium graviolens Linn) terhadap laju pertumbuhan rambut kelinci. Tesis. Program Magister Ilmu Kefarmasian Universitas Pancasila. Jakarta.

Larassaty, D. 2008. Uji aktifitas ekstrak etanol buah adas (Foeniculum vulgare Miller) dalam menghambat Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aurens dan Escherichia coli. Skripsi. Universitas Pakuan. Bogor

Margaretta, S., D. Handayani, N. Indraswati, H. Hindarso. 2011. Ekstraksi senyawa phenolic Pandanus amaryllifolius Roxb. Jurnal Widya Teknik. 10 (1): 21-30.

Mitsui, T. 1997. New Cosmetic Science. Elsevier Inc. Amsterdam.

Radji, M. 2011. Buku Ajaran Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Rowe, R.C., P.J. Sheskey, M.E Quinn. 2009. Handbook of Pharmacetical Excipients. Lexi-Comp: American Pharmacetical Association, Inc. New York.

SNI 16-4399-1996. 1996. Sediaan Tabir Surya. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta.

Sulistiyaningsih, R. 2009. Potensi Daun Beluntas (Pluchea Indica Less.) Sebagai Inhibitor Terhadap Pseudomonas aeruginosa Multi Resistant Dan Methicillin Resistant Stapylococcus aureus. Penelitian Mandiri. Universitas Padjadjaran, Bandung.

Susetyarini, R.E. 2007. Efek senyawa aktif daun beluntas (Pluchea indica Less) terhadap kadar testoteron tikus putih (Ratus norwegicus) jantan. Jurnal Gamma. 5(1): 21-27.


Full Text: PDF

DOI: 10.33751/jf.v9i1.1256 Abstract views : 3167 views : 3414

Refbacks

  • There are currently no refbacks.