EVALUASI PEMBERIAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT AZRA KOTA BOGOR

Dewi Oktavia, Lusi Indriani, Mira Dewi

Abstract


Demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella thyposa dari genus Salmonella. Gejala penyakit demam tifoid biasanya berkembang dalam1-3 minggu pasca terpapar bakteri yang ditandai demam tinggi, malaise, sakit kepala, sembelit atau diare, bintik-bintik kemerahan pada dada, serta pembesaran limpa dan hati. Untuk memastikan penyebab demam tifoid pemeriksaan laboratorium mikrobiologi sangat diperlukan. Idealnya adalah test Widal dan kadar leukosit, selain itu perlu diperhatikan juga gejala-gejala klinis seperti suhu tubuh, tingkat kesadaran, nyeri perut, mual atau muntah dan nafsu makan. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai efektivitas antibiotik yang digunakan pasien yang menderita demam tifoid. Penilaian dilakukan dengan melihat hasil widal test, kadar leukosit, suhu tubuh, tingkat kesadaran, nyeri perut, mual atau muntah, dan nafsu makan. Penelitian dilakukan dengan cara terlebih dahulu mengumpulkan data sekunder dari rekam medis pasien, register pasien, dan resep obat pasien yang terdiagnosis demam tifoid yang disesuaikan dengan kriteria inklusi, kemudian secara non-eksperimental dideskripsikan dengan pendekatan retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian antibiotik terbukti efektif terhadap widal test sebanyak 85%, terhadap kadar leukosit sebanyak 97%, terhadap suhu tubuh pasien sebanyak 94%, terhadap kesadaran pasien sebanyak 100%, terhadap nyeri perut pasien sebanyak 100%, terhadap mual dan muntah pasien sebanyak 99%, dan terhadap nafsu makan pasien sebanyak 100%.


Keywords


Evaluasi, antibiotik, demam tifoid, Rumah Sakit Azra

References


Anna, Y. 2015. Uji Sensitifitas Antibiotik Levofloxacin Yang Ada Di Pasaran Terhadap Bakteri Salmonella thyphosa ATCC 2401. Skripsi. Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada.

Balaji, V., Agila K.P., Yamuna, D. Bakhthavatchalam, B. & Ravikar, R. 2018. Typhoid fever: issues in laboratory detection, treatment options & concerns in management in developing countries ; 2018 Jul; 4(6): FSO312, [internet], [cited 2020 June 6], available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6060388/

Bhutta, Z. A. 2006. Typhoid fever: current concepts. Infect Dis Clin Pract, 14: 266-72.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Kementrian Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2011. Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Kementrian Kesehatan RI.

Farihatun, N. 2017. Diagnosa Demam Tifoid Disertai Kondisi Kadar Leukosit Pasien di RS Islam Sakinah Mojokerto. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

Fatmawati, R. 2011. Uji Diagnostik Tes Serologi Widal Dibandingkan Dengan Kultur Darah Sebagai Baku Emas Untuk Diagnosis Demam Tifoid Pada Anak Di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Hadinegoro, S.R.H & Satari H.I. 1999. Pelatihan Bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Handojo, I. 2004, Imunoasai Terapan pada Beberapa Penyakit Infeksi. Universitas Airlangga Press.

Hidayati, H. 2011. Perkembangan terkini terapi demam tifoid. Medika Jurnal Kedokteran Indonesia [serial online]. Available from: URL: http://www.jurnalmedika.com/edisi-tahun-2011/edisi-no-09-vol-xxxvii-2011/363-kegiatan/727-perkembangan-terkini-terapi-demam-tifoid.

Juwono, R. 2004. Demam tifoid dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 Edisi 3. Balai Penerbit FKUI.

Nelwan, R.H.H. 2012. Tata laksana terkini demam tifoid. Continuing Medical Education, 39(4): 247-250.

Nelwan, R.H.H., Chen K., Nafrialdi N. Paramita D. 2006. Open study on efficacy and safety of levofloxacin in treatment of uncomplicated typhoid fever. Southeast Asian J Trop Med Public Health, 37(1): 126-130.

Playfair & Chain. 2009. At a Glance: Imunologi Edisi Sembilan. Erlangga Medical Series.

Price, P. & Sylvia A. 2006. Patofisologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Jilid 2. Penerbit EGC.

Puspa, W., Prihartini P., Probohoesodo M.Y. 2005. Kemampuan uji Tabung Widal Menggunakan Antigen Import Dan Antigen Lokal. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 12: 1.

Rampengan, N. H. 2013. Antibiotik terapi demam tifoid tanpa komplikasi pada anak. Sari Pediatr, 14(5): 271-272.

Sastramihardja, S. & Herry S. 2001. Penggunaan obat yang rasional di tempat pelayanan kesehatan. Majalah Kedokteran Indonesia, 47: 532 - 536.

Stoesser, N., Eyre D., Basnyat B. & Parry C. 2013. Treatment of enteric fever (thypoid and paratyphoid fever) with third and fourth generation cephalosporins. Cochrane Database of Systematic Reviews.

Syarif, A., Ascobat P., Estuningtyas A., Setiabudy R. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi Lima. Universitas Indonesia.

Tan, H.T. & Rahardja K. 2015. Obat-Obat Penting Khasiat Penggunaan dan Efek Efek Sampingnya Edisi VII. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Thompson, C. N., Abhilasha K., Sabina D., Amit A., Marcel W., Thomas D., Jeremy J. F., et al. 2017. Treatment Response in Enteric Fever in an Era of Increasing Antimicrobial Resistance. An Individual Patient Data Analysis of 2092 Participants Enrolled into 4 Randomized Controlled Trials in Nepal. Clinical Infectious Desease, 64(1) :1522-1531.

Wahyu, W. A. 2016. Evaluasi Penggunaan Dan Efektifitas Pemberian Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap RSUD Sukoharjo periode 1 oktober 31 Desember 2015. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

WHO. 2003. Background document: The diagnosis, treatment, and prevention of typhoid fever/ https://www.glowm.com/pdf/WHO CustomLicense.pdf. Diakses tanggal 5 Mei 2020.

Widodo, J. 2006. Demam Tifoid dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.


Full Text: PDF

DOI: 10.33751/jf.v10i1.1938 Abstract views : 4421 views : 6978

Refbacks

  • There are currently no refbacks.