An Examination Of Islamic Criminal Law And Positive Law In Relation To False Information In Gift Deeds (A Study Of Medan District Court Decision No. 737/Pid.B/2024)

Ardiansyah Ardiansyah, Imam Yazid

Abstract


This study examines the tindak pidana keterangan palsu in current affairs from the perspectives of positive and Islamic law, with a focus on Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 737/Pid.B/2024. This is important because, as an otentik act, hibah has a high degree of purity, but rentan is used in conjunction with palsu keterangan that implies the kerugian of law and the public's lack of trust in the government. The study employs a normative legal approach that includes undang-undang, kasus, conceptual, and perbandingan analysis. According to the study's findings, hakim menerapkan Pasal 266 jo. Pasal 55 KUHP by promoting the use of niat (mens rea) and tindakan to fully encase the keterangan palsu (actus reus). From the perspective of jinayah fiqh, this perbuatan is related to syahādah az-zūr (kesaksian palsu), which includes large dosa and can be explained by sanksi ta'zir demi kemaslahatan. Comparative analysis highlights the similarities between Islamic and positive law, despite their differences in sanksi orientation: Islamic law emphasizes morality and substantiation, whereas positive law emphasizes adherence to the law. This study recommends strengthening notary integrity, raising the bar for active verification, and incorporating Islamic legal principles into positive legal practice to prevent corruption and improve legal performance.

Keywords


criminal law; deed of gift; false testimony; criminal liability; Article 266 of the Criminal Code

References


Afif, R. N., & Ihsan, A. M. (2024). Akibat hukum bagi notaris terhadap penyalahgunaan keadaan dalam pembuatan akta autentik. Jurnal Ilmu Kenotariatan, 5(1), 45–60. https://www.researchgate.net/publication/380561626_Akibat_Hukum_Bagi_Notaris_Terhadap_Penyalahgunaan_Keadaan_Dalam_Pembuatan_Akta_Autentik

Afriyanto, R., Ainur Gufron, Ahmad Syauqi Bawashir, & Rahmad Ready Kurniawan. (2024). Eksistensi Asas Kepastian Hukum, Kemanfaatan Hukum Dan Keadilan Hukum Sebagai Tujuan Hukum Di Indonesia Dalam Perspektif Para Filsuf. Unizar Law Review, 7(2), 203–211. https://doi.org/10.36679/ulr.v7i2.80

al-Zuhayli, W. (2011). Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh (Vol. 6). Damaskus: Dar al-Fikr.

Anuddin, I., & Siswanto, E. (2024). Analisis Yuridis Tanggung Jawab Notaris Dalam Pembuatan Akta Otentik Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014. Future Academia : The Journal of Multidisciplinary Research on Scientific and Advanced, 2(4), 684–690. https://doi.org/10.61579/future.v2i4.239

Appel. (2024). Pertanggungjawaban notaris terhadap akta autentik berdasarkan UUJN. Aliansi. https://journal.appihi.or.id/index.php/Aliansi/article/download/432/651/2344

Ariyanto, T. (2024). Pertanggungjawaban pidana notaris dalam praktek kenotariatan. Jurnal Ilmu & Legislasi (ILR). https://ejurnal.iblam.ac.id/index.php/ILR/article/view/514

Asty Lestari Pratama Putri, Putra Hutomo, & Hedwig Adianto Mau. (2025). Perlindungan Hukum Bagi Notaris Akibat Pemalsuan Salinan Akta Notaris Yang Dilakukan Oleh Pihak Lain Yang Bukan Penghadap. Journal of Innovation Research and Knowledge, 4(11), 8625–8634. Retrieved from https://bajangjournal.com/index.php/JIRK/article/view/10083

Dani, M., & Hafidh, M. (2025). Tanggung Jawab Notaris terhadap Keabsahan Identitas Penghadap dalam Pembuatan Akta Pengakuan Hutang dan Kuasa Jual. Jurnal Ilmu Hukum, Humaniora Dan Politik, 5(5), 3953–3959. https://doi.org/10.38035/jihhp.v5i5.4754

Darsi, D., & Husairi, H. (2018). Ta’zir dalam perspektif fiqh jināyah. Jurnal Al-Qisthu / Neliti. https://media.neliti.com/media/publications/559785-tazir-dalam-perspektif-fiqh-jinayat-83a5f396.pdf

Efrianto, G., & Rahaman, D. (2024). Tindak Pidana Pemalsuan dalam Akta Otentik (I). PT. Literasi Nusantara Abadi Grup.

Hanaan, & Anwary, I. (2025). Kekuatan Pembuktian Akta Otentik yang Mengalami Penurunan Status Menjadi Akta di Bawah Tangan. Jurnal ISO: Jurnal Ilmu Sosial, Politik Dan Humaniora, 5(1), 9. https://doi.org/10.53697/iso.v5i1.2704

Hans C. Tangkau, “Eksistensi Pasal 266 KUHP Dalam Mengatasi Pemalsuan Akta Notaris”, http://repo.unsrat.ac.id

Junaidy, A. B., Musyafa’ah, N., Syamsuri, & Mufidh, M. (2020). Hukum Pidana Islam Indonesia. PT Rajawali Buana Pusaka.

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). (n.d.). Pasal 263–266 tentang pemalsuan surat & keterangan palsu. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Mahkamah Agung RI. (2019). Putusan Mahkamah Agung terkait pemalsuan akta notaris. Jakarta: Direktori Putusan MA.

MPA Notaris. (2011). Eksistensi Pasal 266 KUHP dalam mengatasi pemalsuan akta notaris [Analisis hukum]. Repository Unsrat. https://repo.unsrat.ac.id/95/1/EKSISTENSI_PASAL_266_KUHP_DALAM_MENGATASI_PEMALSUAN_AKTA_NOTARIS.pdf

Pengadilan Negeri Medan. (2024). Putusan Nomor 737/Pid.B/2024. Diakses dari https://putusan3.mahkamahagung.go.id

Phonna, R. P. (2021). Tindak pidana pemalsuan surat sebagai jaminan: Analisis pasal-pasal terkait pemalsuan akta. Jurnal Ilmu Pidana (JIM). https://jim.usk.ac.id/pidana/article/view/19636

Pramono, D. (2015). Kekuatan pembuktian akta yang dibuat oleh notaris sebagai pejabat umum menurut hukum acara perdata di Indonesia. Lex Jurnalica. (analisis akademik tentang kekuatan pembuktian akta otentik). https://doi.org/10.47007/lj.v12i3.1225

Putra, I. M. W. (2024). Asas kesalahan terkait pertanggungjawaban pidana notaris. Acta Law Review. https://jurnal.fh.unpad.ac.id/index.php/acta/article/view/1958

Rahmawati, N. A. P., & Zuhdi, S. (2024). Keterangan Palsu Dalam Akta Otentik (Studi Putusan Nomor 81/PID.B/2023/PN.SKT Ditinjau Dari Hukum Positif Dan Hukum Islam).

Ramadhan, E. D. (2019). Pertanggungjawaban pidana notaris dalam pembuatan akta berdasarkan keterangan pihak. Paramarta. https://paramarta.web.id/index.php/paramarta/article/view/64

S. Dzulqarnain, and M. H. Prasetyo, "Akibat Hukum Terhadap Akta Autentik Apabila Klien Menggunakan Identitas Palsu," Notarius, vol. 17, no. 2, pp. 1051-1068, Aug. 2024. https://doi.org/10.14710/nts.v17i2.51265

Sa’It, Abu, et al. "Menyuruh Memasukkan Keterangan Palsu dalam Akta Autentik." Jurnal Education and Development, vol. 9, no. 4, 2021, pp. 773-776.

Satya Wibowo, W., Najwan, J., & Abu Bakar, F. (2022). Integritas Notaris Sebagai Pejabat Pembuat Akta Autentik dalam Undang-Undang Jabatan Notaris. Recital Review, 4(2), 323–352. https://doi.org/10.22437/rr.v4i2.18861

Syarbaini, A. (2023). Konsep ta’zir menurut perspektif hukum Islam dan implikasinya terhadap modernisasi sanksi. Tahqiqa Journal. https://jurnal.stisalhilalsigli.ac.id/index.php/tahqiqa/article/download/167/131/578

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 3.

Yazid, I., Nurlela, N., & Nasution, A. D. (2024). The relevance of Umar Bin Khattab’s legal principles in e-commerce legal compliance: A case study of TikTok Shop and Tokopedia. Production Journal of Islamic Law Studies, 5(2), 113–126. https://doi.org/10.47776/production.v5i2.1372

Zulfa, E. (2019). Perkembangan tindak pidana pemalsuan surat/dokumen: aspek kualifikasi dan pembuktian. Jurnal Hukum Pidana, 48(2). https://scholarhub.ui.ac.id/jhp/vol48/iss2/6


Full Text: PDF

DOI: 10.33751/jhss.v9i2..12903

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.